Kupang,TE|| Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Dr. Andriko Noto Susanto, S.P., M.P., meninjau Rumah Potong Hewan (RPH) Ruminansia Bimoku di Kota Kupang. Peninjauan ini bertujuan untuk memastikan bahwa daging sapi yang didistribusikan aman untuk konsumsi masyarakat.
Turut mendampingi Pj. Gubernur NTT dalam kunjungan ini adalah Penjabat Wali Kota Kupang, Linus Lusi, Kepala Dinas Pertanian Kota Kupang, Kabid Peternakan Provinsi NTT, serta dokter hewan pengawas RPH Bimoku.
Setibanya di RPH Bimoku, rombongan langsung menuju kandang untuk memeriksa kondisi sapi yang akan disembelih. Selanjutnya, Gubernur Andriko memantau fasilitas di ruang penyembelihan guna memastikan seluruh proses sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).
“Kami ingin memastikan bahwa setiap tahapan di RPH ini dilakukan sesuai SOP yang berlaku untuk menjamin keamanan pangan. Ini penting agar masyarakat mendapatkan daging sapi yang layak dan aman,” ujar Gubernur Andriko.
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Gubernur menekankan pentingnya menjaga sapi betina produktif agar tidak disembelih.
“Melanggar aturan ini dapat dikenai denda Rp100-300 juta atau pidana kurungan 1-3 tahun. Lebih dari itu, memotong sapi betina produktif berarti merencanakan kepunahan populasi sapi kita,” tegasnya.
Data menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir, populasi sapi di NTT menurun 40%, sementara populasi kerbau turun hingga 60%. Jika tren ini terus berlanjut, populasi sapi dapat turun hingga 20% dalam satu dekade mendatang.
“Pak Presiden Prabowo telah menekankan pentingnya swasembada pangan, termasuk protein hewani. Oleh karena itu, kita harus menjaga keberlanjutan populasi sapi,” imbuhnya.
Gubernur juga memastikan bahwa sapi yang dipotong di RPH Bimoku adalah sapi sehat yang telah melalui pemeriksaan dokter hewan. “RPH ini tidak memotong sapi yang mati sebelumnya. Jika ada kasus seperti itu, sapi akan segera dikubur sesuai SOP,” jelasnya.
Untuk meningkatkan kapasitas, Gubernur meminta pemerintah setempat menambah fasilitas pendukung agar RPH ini bisa mencapai kapasitas optimal.
“RPH ini berpotensi menjadi sumber PAD. Dengan perbaikan fasilitas, kapasitas potong bisa meningkat hingga 2.000 ekor per bulan,” pungkasnya.
Dengan langkah ini, diharapkan masyarakat semakin percaya terhadap kualitas daging yang didistribusikan dari RPH Bimoku.
Editor: Nixon Tae