Notification

×

Iklan

Iklan

Keindahan Pantai Motadikin dan Minimnya Perawatan Destinasi

Minggu, 01 Desember 2024 | 12:48 PM WIB | Di Baca 0 Kali Last Updated 2024-12-01T04:48:46Z

 

Gazebo di Destinasi Wisata Pantai Motadikin, Malaka, NTT. (Foto: Nixon Tae)
Malaka,TE|| Pantai Motadikin, salah satu destinasi wisata bahari yang menjadi incaran para pecinta wisata. Pantai nan indah dan mempesoan ini terletak di Desa Fahiluka, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan jaraknya 9 Kilo Meter (km) dari Kota Bentun Ibu kota Malaka. 


Pantai Motadikin, permata tersembunyi ini pun merupakan pantai selatan yang berbatasan dengan Negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) dan laut Negara Australia.


Pantai ini menawarkan keindahan alam yang mempesona dengan pasir putih terbentang luas dan deburan ombak bergemuruh dihiasai angin sepoi-sepoi dari ufuk selatan. 

Pesisir Pantai Motadikin (foto: Nixon Tae)

Hamparan pasir putih yang lembut berpadu dengan air laut biru jernih menciptakan suasana yang menenangkan bagi pengunjung. Dikelilingi oleh pepohonan rindang, Pantai Motadikin adalah tempat ideal untuk bersantai dan menikmati ketenangan alam. Suara deburan ombak dan udara segar yang berhembus menjadikannya destinasi favorit bagi warga lokal maupun wisatawan.  


Namun, di balik keindahan itu, ada sisi lain yang perlu perhatian. Pengelolaan pantai yang minim terlihat dari kurangnya perawatan seperti tempat sampah dan toilet umum. Sampah plastik sering terlihat berserakan di sekitar pantai, merusak pemandangan dan membahayakan ekosistem laut. Selain itu, lopo-lopo yang dibangun oleh pemerintah setempat terlihat rusak belum direnovasi akibat dari badai seroja beberapa tahun lalu, terdapat 8 buah toilet umum dan sebuah sumur di depan toilet umum tersebut kurang terawat dengan baik, sehingga membuat pengunjung tidak nyaman dan kesulitan untuk menggunakan toilet.

Iri Olita Taloin petugas penagih retribusi yang selalu setia menjaga dan membersihkan area wisata ini, saat dijumpai media ini (Sabtu, 30/11/24) menyampaikan bahwa di area wisata  tersebut hanya dirinya yang membersihkan dan menjaga disana sehingga membuatnya kesulitan dalam mengontrol area wisata ini.


"Lopo-lopo ini dibangun oleh pemerintah melalui Dinas Pariwisata Malaka, sekarang pakai gratis bagi pengunjung, hanya dikenakan retribusi. Biaya retribusi Rp2.000 per orang, Rp5.000 untuk kendaraan roda empat, Rp3.000 untuk motor, dan Rp7.000 untuk kendaraan roda enam. Lokasi yang luas ini memiliki batas operasional pada area berpagar untuk mempermudah pengelolaan, karena saya sendiri yang jaga tempat ini mulai dari hari Senin sampai Sabtu, sedangkan pada Minggu, tugas penjagaan dilakukan oleh staf Dinas Pariwisata. Selain pengunjung biasa, acara yang digelar di lokasi ini juga langsung dikenakan biaya retribusi, gazebo (lopo-lopo) di area wisata itu rusak akibat bencana Seroja," jelas Olita.


"Rencana untuk renovasi telah disampaikan, termasuk penambahan payung dan pembangunan lopo baru di depan aula," lanjutnya.


Pengelolaan lokasi ini masih berada di bawah naungan dinas pariwisata. Meskipun sudah ada pembicaraan untuk menambah petugas kebersihan dan penjaga parkir, operasional masih bergantung pada petugas yang ada. Pendapatan retribusi saat ramai bisa mencapai lebih dari Rp1 juta, namun kondisi sepi saat ini membuat pemasukan rata-rata berkisar Rp400-500 ribu per bulan.  


"Biasanya dulu banyak pengunjung, sekarang sepi jadi paling kurang 400 ribu atau 500 ribu, kalau rame biasanya sampai sejuta lebih, uang retribusi ini langsung disetor ke dinas," ungkap Olita petugas yang telah menjaga lokasi wisata itu selama dua tahun.


Yoris Manek salah satu pengunjung mengungkapkan bahwa destinasi wisata ini seharusnya menjadi tempat untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat, terlebih membantu penduduk setempat dengan membuka lapak kuliner di area tersebut agar mempermudah pangunjung dalam berbelanja. 


"Ini lokasi bagus, hanya belum begitu terawat dengan baik, begitu juga tidak ada masyarakt yang jual makanan dan minuman di dalam sini, kita kalau haus atau lapar harus keluar belanja sampai di pinggir jalan sana, semoga dinas terkait membantu masyarakat dengan membuka lapak-lapak kuliner di dalam sini biar membantu ekonomi masyarakat di sekitar sini," ungkapnya.


Yoris melanjutkan, Pantai Motadikin memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu ikon wisata di Kabupaten Malaka. Dengan pengelolaan yang lebih baik, seperti penambahan fasilitas pendukung, pengelolaan kebersihan, dan promosi wisata yang konsisten, pantai ini dapat menarik lebih banyak wisatawan domestik maupun internasional.  


"Untuk masyarakat setempat, wisatawan, dan pemerintah daerah, menjaga keindahan Pantai Motadikin adalah tanggung jawab bersama. Kampanye sadar lingkungan dan program pelestarian alam sangat diperlukan untuk memastikan pantai ini tetap mempesona bagi generasi mendatang," pinta Yoris. 


Estetika Pantai Motadikin adalah kebanggaan alam yang perlu dijaga. Dengan usaha kolektif untuk meningkatkan pengelolaan dan memperhatikan keberlanjutan, Pantai Motadikin dapat menjadi destinasi wisata unggulan yang memperkuat sektor pariwisata di Kabupaten Malaka.  


Penulis: Nixon Tae




×
Berita Terbaru Update