Hasil jahitan siswa sendiri |
Karya-karya ini tidak muncul begitu saja, tetapi melalui persiapan matang. Sebelum melaksanakan PKL, siswa telah diberikan arahan mengenai apa yang akan dinilai setelah program selesai.
“Kami sudah menyampaikan kepada siswa bahwa di akhir PKL, selain ujian laporan, mereka juga harus memamerkan karya busana yang dibuat selama enam bulan PKL,” ujar Yani Auni, salah satu guru pembimbing dan juga Ketua Program Studi Busana.
Pada tahun ini, sebanyak 25 lokasi PKL tersebar di berbagai daerah, mulai dari Bali, Surabaya, Kupang, Alor, Kefa, hingga Atambua. Setiap lokasi memberikan pengalaman unik, yang terlihat jelas pada hasil karya siswa.
Debora Priskila Baddu, salah satu siswa, menyampaikan bahwa pengalaman PKL sangat berharga untuk masa depan mereka.
“Kami mendapatkan banyak hal baru selama praktik. Ini sangat bermanfaat, terutama bagi kami yang bercita-cita menjadi pengusaha fashion sukses. Tantangan di pasar global akan semakin ketat, dan pengalaman ini menjadi bekal berharga,” ungkapnya.
Debora juga berharap agar siswa SMK Kusuma Atambua semakin kreatif dan terus berinovasi di masa mendatang.
Program PKL ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis siswa, tetapi juga mempersiapkan mereka menghadapi tantangan industri fashion yang kompetitif. Dukungan sekolah dan pengalaman langsung di lapangan menjadi fondasi kuat dalam membangun karier mereka di dunia profesional.
Penulis : Mysheila Bere & Felixia Martins
Editor : Nixon Tae