Kupang,TE|| SMKN 4 Kupang di Nusa Tenggara Timur (NTT) meluncurkan program _SMK Bangun Desa_ sebagai bagian dari implementasi pembelajaran berbasis projek (_project-based learning_ atau PBL). Program ini bertujuan untuk mendampingi pengrajin tenun di Pulau Semau dalam mengembangkan kerajinan mereka dan menciptakan produk-produk ekonomi kreatif yang berdaya saing.
Program ini menjangkau empat desa utama di Pulau Semau, di mana SMKN 4 Kupang memberikan pelatihan yang mencakup pengembangan sentra tenun ikat Helong dan peningkatan kualitas produk tenun. Melalui kolaborasi dengan siswa jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV), masyarakat desa juga mendapatkan pelatihan fotografi, videografi, dan bahasa Inggris dasar untuk memaksimalkan pemasaran produk mereka.
Kepala SMKN 4 Kupang, Semi Ndolu, menegaskan bahwa program ini adalah bentuk nyata dari kebebasan belajar yang mengintegrasikan potensi lokal ke dalam proses pendidikan. "Program ini menciptakan pengalaman belajar kontekstual yang relevan bagi siswa, sekaligus memberikan solusi nyata bagi masyarakat," jelas Semi.
Sejak diluncurkan pada Maret 2022, program ini telah melibatkan berbagai pihak, termasuk Dekranasda Provinsi NTT, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI NTT), dan Yayasan Ume Daya Nusantara. SMKN 4 Kupang juga berencana menjalin kerja sama dengan pihak kejaksaan untuk memperluas cakupan program.
Selain memberikan pelatihan, SMKN 4 Kupang bekerja sama dengan 10 kelompok tenun di NTT untuk merancang alat tenun inovatif yang meningkatkan efisiensi produksi kain tenun. "Program ini mendorong sinergi antara pendidikan vokasi dan pemerintah desa, sehingga memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat," tambah Semi.
Kegiatan ini menciptakan dampak ganda, baik bagi siswa maupun masyarakat. Siswa mendapatkan pembelajaran yang bermakna melalui keterlibatan langsung di lapangan, sedangkan pengrajin tenun memperoleh dukungan untuk meningkatkan produk dan daya saing mereka.
Dengan langkah-langkah ini, SMKN 4 Kupang berharap program _SMK Bangun Desa_ menjadi model keberhasilan pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal, sekaligus mempromosikan kearifan budaya dan ekonomi kreatif di NTT. **