Notification

×

Iklan

Iklan

Cara Menyembuhkan Luka Sendiri

Selasa, 26 November 2024 | 5:52 AM WIB | Di Baca 0 Kali Last Updated 2024-11-25T21:52:34Z

 

Opini oleh Yefry Elu

Saya sungguh sadar, betapa pentingnya tema ini. Milyaran manusia didera penderitaan dalam hidupnya. Sebagian orang menderita, karena depresi, kesedihan, kekecewaan dan kemarahan yang mendalam. Sebagian lagi menderita, karena rasa rakus yang mencekik, ambisi yang menggigit batin, dan ketakutan akan kehilangan kekuasaan, seperti yang dialami para pemimpin dan calon pemimpin Indonesia di 2024 ini.


Mereka mencari pertolongan. Seringkali, mereka tak mendapatkannya. Sebaliknya, mereka justru diperas oleh industri kesembuhan (healing industry) yang penuh penipu. Tak sedikit yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, karena tekanan penderitaan yang tak tertahankan.


Hidup saya pun tidak asing dengan penderitaan. Pengalaman kekerasan dan trauma memenuhi masa kecil saya. Pengalaman kekecewaan dan depresi mengisi hidup dewasa saya. Di sela-sela beragam pengalaman tersebut, setitik kebahagian tetap bisa saya temukan.


Bahaya Pengalihan



Menyembuhkan diri sendiri (healing) bukanlah proses yang menyenangkan. Trauma lama harus dikunjungi kembali. Kekecewaaan, kemarahan, kesedihan, penyesalan harus dipeluk kembali. Tanpa persiapan yang tepat, kesembuhan tidak akan pernah diraih.


Di dalam proses ini, pengalihan (distraction) adalah musuh terbesar. Orang menolak untuk merasakan emosinya, lalu mencari pengalihan. Ada yang berbelanja, liburan, makan enak, seks, menggunakan narkoba, alkohol dan sebagainya. Semua itu hanya meredam kesedihan sesaat, dan justru memperkuatnya, ketika efek dari pengalihan tersebut sudah selesai.


Pengalihan itu seperti bom waktu. Untuk sesaat, karena pengalihan, orang merasa bahagia. Masalahnya seolah selesai. Dari luar, ia terlihat ceria dan gembira. Namun, satu keadaan memicu trauma, semua itu hancur. Penderitaan yang terasa pun berlipat ganda.


Pengalihan juga berbuah kedangkalan. Orang tak pernah mengunjungi emosi-emosi di dalam dirinya. Orang tak pernah melakukan refleksi atas hidupnya. Hidupnya pun menjadi dangkal, walaupun memiliki banyak pengalaman.


Langkah untuk Sembuh


Ada tiga langkah yang amat penting untuk dilakukan. Pertama, kita perlu menghindari segala bentuk pengalihan. Kita perlu memberi ruang untuk semua emosi yang muncul, dari yang menyakitkan, sampai yang menyenangkan. Emosi adalah sebuah energi yang butuh untuk mendapatkan tempat sekaligus perhatian kita.


Kita perlu mengalami tanpa menamai. Kita berhenti menamai apa yang kita rasakan. Sebaliknya, kita merasakan semua emosi yang muncul sepenuhnya, tanpa memberikan label ataupun penilaian apapun. Jika emosi terlalu kuat dan menyakitkan, kita bisa berhenti sesaat untuk beristirahat, serta mengunjunginya kembali di lain waktu.


Dua, kita juga perlu memahami betul, siapa ini yang menderita? Aku, dimana aku? Lihat ke dalam diri. Sadari, bahwa tidak ada aku. Yang ada adalah kesadaran yang bersifat kosong (empty), namun sepenuhnya terjaga (aware).


Kita melihat dan mengalami sungguh, bahwa diri, atau aku, yang menderita itu tidak ada. Kita menetap di dalam kesadaran yang kosong dan sepenuhnya terjaga tersebut. Ada kejernihan dan kedamaian di sana. Kita seperti kembali ke rumah. Ada rasa cukup, tenang dan lega.


Jika derita kembali datang, cukup tanyakan, siapa yang menderita, dan anda akan kembali ke kesadaran yang kosong dan terjaga tersebut. Ini adalah latihan seumur hidup. Ini juga adalah sebuah seni yang perlu untuk dihayati sepenuhnya. Anda perlu menemukan keseimbangan yang tepat antara mengalami emosi seutuhnya, beristirahat atau kembali menyentuh kesadaran yang sepenuhnya kosong dan terjaga.


Tiga, saya menggunakan teori transformasi kesadaran yang saya kembangkan. Setiap penderitaan lahir dari kesadaran yang bersifat dualistik-distingtif. Inilah kesadaran yang melihat keterpisahan dan perbedaan dari segala sesuatu. Penderitaan yang mencekik akan membuat kita keluar dari kesadaran yang sempit semacam ini, sehingga bisa naik ke tingkat-tingkat kesadaran berikutnya.


Tiga langkah ini akan membawa kita menemukan kejernihan dan kedamaian, bahkan di tengah derita yang mencekik jiwa. Setelah kejernihan dan kedamaian muncul, kita bisa melihat keadaan, dan memilih tindakan yang paling tepat. Bagi sebagian besar manusia, ini adalah sesuatu yang amat berharga. Berkali-kali, tiga langkah ini sudah menyelamatkan hidup saya. Semoga anda bisa menemukan setitik kesegaran di dalamnya.

Penulis: Yefry Elu

×
Berita Terbaru Update