Pangeran Februzio Lani (14) siswa SMA Negeri 6 Kupang |
Kupang.Timorexotik.com|| Siswa SMA Negeri 6 Kupang berhasil meraih medali emas pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Tinju Amatir Junior-Youth-Elite 2022. Yunior Boys 48 Kg kejuaraan ini berlangsung di Medan, Sumatera Utara sejak tanggal 04 hingga 13 Agustus 2022.
Pangeran Februzio Lani (14) siswa SMA Negeri 6 Kupang yang duduk di kelas X, kepada media ini menyampaikan bahwa, ia termotivasi menjadi seorang petinju karena ayah dan kakaknya adalah seorang petinju. Dari keluarga petinju ia juga semangat dalam berlatih untuk bisa meraih juara, ia menjelaskan bahwa pernah meraih juara satu tinju di HUT NTT ke-63 dan juara satu tinju di POPDA V NTT.
Demikian disampaikan Pangeran Februzio ketika ditemui media ini di sekolahnya saat usai upacara bendera HUT RI ke-77. Di sela-sela itu siswa petinju yang mengharumkan nama sekolah dan membawa nama NTT ini disambut oleh sekolahnya dengan drum band yang dibawakan oleh teman-temannya. Pantauan media ia menyerahkan piala yang diperolehnya dan mengenakan medali emas dileher sambil didampingi kedua orangtuanya menuju panggung sekolah. Rabu,17/08/22.
"Saya ikut tinju ini karena Bapak dan Kakak saya seorang petinju. Ketika lomba di Medan itu empat kali main, pengisian pertama melawan Sumatera Barat, kedua melawan Jateng, semi final melawan Lampung, final melawan Jawa Barat. Dari empat lawan saya ini yang hampir tidak bisa saya kalahkan adalah Jawa Barat, karena mainnya tenang, tidak emosi jadi kita juga mau memukul perlu hati-hati dan lebih banyak umpan," jelas Pangeran.
Ia juga mengajak generasi muda untuk terus kembangkan bakat dan telenta yang dimiliki untuk membanggakan orang tua serta membawa nama NTT di tingkat nasional bahkan internasional.
Selama berlatih dirinya dibimbing oleh pelatihnya Karel Uskanan, Yanto Falo dan Erens Neolaka.
Terpisah disampaikan Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Kupang, Hendrikus Hati, S.pd, M.M, mengatakan kepada siswa-siswinya untuk terus menjadikan prestasi yang diraih di tingkat nasional selalu dijadikan sebagai titik awal untuk star, hal itu disampaikannya agar siswa-siswinya untuk tidak merasa puas dengan prestasi yang diraih, tetapi terus belajar untuk selalu menjadi pemenang.
"Ketika mencapai puncak, meraih emas atau juara tingkat apapun, kita tidak boleh puas dengan keadaan kita selalu jadikan itu sebagai titik awal untuk star. Jadi setiap prestasi kita anggap sebagai titik awal sehingga perjuangan berjalan terus dan setiap prestasi kita anggap titik akhir yah kita berhenti," pungkas Hendrik.
Ia melanjutkan dengan kurikulum merdeka belajar maka siswa-siswi diberikan kebebasan untuk kembangkan bakat dan telenta yang dimiliki untuk membanggakan.
"Dengan prestasi Pangeran ini berkaitan dengan kurikulum merdeka belajar bagaimana sekolah beri kebebasan untuk siswa berkolaborasi, berekreasi untuk menghasilkan produk yang mengharumkan nama sekolah dan membanggakan orang tua,"ucap Hendrik.
Dikatakannya dari pihak sekolah sangat mengharapkan sehingga ada keseimbangan antara prestasi olahraga dan juga prestasi akademik. Sehingga terdapat peningkatan skill dan knowledge. Hal itu agar kurikulum merdeka belajar itu tidak melenceng.
tutupnya bahwa siswa-siswi jangan berhenti belajar karena belajar milik sepanjang hayat. (* red